Kamis, 09 Desember 2010

BOCAH IKUT PILIH, “ORANG MATI PUN TURUT COBLOS”

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) di ujung selatan Nusantara Indonesia, Negeri Sabu Raijua memang paling aneh. Betapa tidak, bocah-bocah pun didaftar menjadi Daftar Pemilih Tetap. Monica Bengu Rede (8), siswi Kelas III Sekolah Dasar Negeri (SDN) Seba, warga Desa Nadawawi, Nomor DPT.547 TPS 01 Nadawawi, Dominggus Bara Rige (10) Kelas II  SD Inpres Eimau, Leonard Bara Rige (12) tidak sekolah, Hengky Tato He Kelas II SMP 2 Seba, terdata di TPS IV Mebba menjadi bukti nyata keanehan itu. Sontak, sikap protes pun dilayangkan berbagai element masyarakat sebagai bentuk ketololan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sabu Raijua sebagai penyelenggara yang berkompeten menyusun DPT. Bila perlu dipidanakan dan dipecat. Selain itu, pemilu kada sarai memang sangat angker dan seram, karena banyak orang mati juga bangkit dari kuburnya untuk pergi coblos di TPS, hal ini benar-benar mengerikan.Sebut saja, nama-nama orang yang sudah mati di dalam liang kuburpun masuk dalam DPT, seperti   Tidu Lede (meninggal 3 tahun lalu) , Dorce, Do’o(meninggal 2 tahun lalu), Hederina Mengngi (meninggal 2 tahun lalu) yang merupakan warga desa Gurimonearu pun masuk dalam DPT. Selain itu, Ngadi Piga (meninggal 3 tahun lalu) dan yang paling mengerikan Kale Lodo, warga yang sudah meninggal 10 tahun lalu pun di masukan dalam DPT. Keduanya adanalah warga desa Padero, Kecamatan Hawu Mehara. Fakta ini baru sedikit yang terungkap, jika di telurusi lagi seluruh DPT  pilkada Sabu Raijua tentu ditemukan masih banyak lagi, bocah dan orang yang sudah meninggal masuk DPT. Lalu apa kerja KPUD dengan dana 3,5 Miliar itu ?  
Penelusuran yang dilakukan Media ini pasca Pemilu kada perdana di Negeri RAI HAWU, menumukan problem besar terkait Berita Acara (BA) yang tidak ditandatangani 5 (lima) paket yakni Paket Dr.Bernard L.Tanya,SH.MH-Mardiosy Rihi Ratu,SH (BERSATU), Ir.Piter Djami Rebo,M.Si-Drs.Oriegenes M.Boeky,M.Si (TERBUKTI), Drs.Simon Riwu Kaho-Marta Kote Pa-Riwu,S.Sos (SARAI), Jusuf Dominggus Lado,SE.MM-Dany Octo Gigy,BA (DOHELEO) dan paket   Drs. Marthen Kale,M.Si-Lorens D.Piwo,S.Sos (MONEHE WEWE) karena bobroknya kinerja KPU Sabu Raijua bersama lembaga penyelenggara terkait terus terungkap.
Boleh simak pengakuan orang tua Monica, Bapak Wellem Bengu Rede yang datang menemui langsung wartawan Koran ini 1 jam pasca pleno KPU Sabu Raijua, tanggal 18 November 2010 yang sempat deadlock akibat aksi tolak 5 paket tersebut sekitar pukul 12.00 wita.
Ia menegaskan, Monica, anaknya itu memang terdaftar dalam DPT di TPS 01 Desa Nadawawi Kecamatan Sabu Barat meskipun tidak ikut memilih karena kartu undangannya langsung diambil kembali oleh Kepala Dusun Marthen Mengi Pau dan Sekretaris Desa Dominggus Lena setelah dirinya melaporkan kejadian tersebut.
Disinggung tentang prosesnya seperti apa sampai anaknya lolos masuk DPT Pemilu kada Sabu Raijua? Warga Desa Nadawawi tersebut menjelaskan, dirinya menduga ketika petugas sensus mendata keluarganya beberapa waktu lalu, yang kemudian disabot begitu saja untuk masuk menjadi DPT Pemilu kada Sabu Raijua sehingga kemudian menimbulkan persoalan sekarang.
“Pak, saya memang sangat kaget ketika Kepala Dusun Marthen Mengi Pau Teru datang ke rumah saya untuk antar surat undangan memilih dimana anak saya Monica Bengu Rede. Pikiran saya mungkin petugas salah mendaftar, tetapi mereka baru tahu dan kaget ketika saya menyampaikan kalau Monica Bengu Rede itu anak saya yang masih duduk di Kelas III SDN IV Seba. Saat itu juga, Kadus Marthen Mengi Pau Teru dan Sekdes Dominggus Lena langsung mencopot kembali Kartu Undangan itu,”tukasnya serius.
Menurutnya, meski kemudian dirinya melarang anaknya untuk tidak ikut mencoblos dan mengembalikan kartu undangan itu, namun tindakan penyelenggara Pemilu kada Sabu Raijua sangat mengecewakan, padahal sebelumnya sudah disampaikan ketika dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang dikeluarkan dan nama anaknya ikut masuk daftar.
“Pak, hal itu saya sudah beritahukan agar dicoret tetapi kenapa namanya tetap masuk DPT. Saya jadinya curiga dengan KPU Sabu Raijua jangan-jangan mereka bermain untuk kepentingan paket tertentu karena sudah dibayar. Untuk itu, saya minta harus diusut tuntas dan bila perlu diproses hukum,”tandasnya lagi. (WAR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar